MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK



TUGAS MAKALAH GERIPEDI
 “KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK”
XII-B KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH         :

  1. Annisa Rizqia
  2. Denti Endar Sari
  3. Dhea Rafita Sari
  4. Dzakiyah Arigoh Romadhona
  5. Hayati Nupus Sundawa
  6. Resa Yulyana
  7. Siti Ulpiah
  8. Vera Yugi Pramesti
  9. Widhi Rimadhoni
  10. Yasmin Aulia




SMK YARSI MEDIKA
Jl. Arya jaya santika – Pasir Nangka Kec.Tigaraksa Kab.Tangerang Kode Pos 17250 Telp.(021) 91027703 Email : yarsi_medika@yahoo.co.id









KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
          Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam. Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran GERIPEDI. Penulis juga menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun dari struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari,
          Dengan demikian semoga makalah ini dapat memberikan maanfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tangerang, 12 Februari 2015


                                                                                                                           Penulis













DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................   i
Daftar Isi.................................................................................................   ii
Bab 1 Pendahuluan
A.   Latar Belakang .........................................................................   1
B.   Rumusan Masalah ............................................................................    1
Bab 2 Tinjauan Materi
A.   Definisi .....................................................................................   2
B.   Mitos Tentang Lansia................................................................   3
C.   Teoro – Teori Proses Menua.....................................................   4
D.   Batasan Lansia..........................................................................   5
E.    Masalah Fisik Sehari-hari Yang Sering Ditemukan Pada Lansia           7
Bab 3 Penutup
A.   Kesimpulan...............................................................................   10
B.   Saran.........................................................................................   11
 






BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Perkembangan ilmu Gerontik ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena sampai setengah abad yang lalu, ilmu memang belum dikenal. Padahal ilmu kesehatan anak (pediatri) berkembang pesatnya. Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (Lansia), Yaitu Gerontologi, Geriatri serta keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatrik (Gerontological Nursing and Geriatric Nursing).
            Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia sehingga perlu dibedakan pengertian antara Gerontologi dan Geriatri, walaupun berobjek sama, yaitu Lansia.
Gerontologi berasal dari kata “ GEROS” latin yang artinnya Lanjut Usia dan “Logos” yang berarti Ilmu.
1.         Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai masalah/faktor yang menyangkut lansia.
2.         Gerontology  is Comprehensive study of Ageing and the Problem of the Aged.(Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalahnya.
3.         Gerontologi adalah pengetahuan yang mencakup  segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut, yang di dasarkan pada hasil penyelidikan ilmu ; antropologi, antropometri, sosiologi, pekerjaan sosial, kedokteran geriatrik, psikiatrik geriatrik, psikologi, dan ekonomi (menurut Pergeri).
4.         Gerontologi menurut Kozier, 1987 adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua.
5.         Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990)
6.         Gerontic Nursing / Gerontological Nursing, adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada setiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif.  Oleh karena itu perawatan lansia yang menderita penyakit (Geriatric Nursing),  dan dirawat di rumah sakit merupakan Gerontic Nursing.

 
B.     Rumusan Masalah

a.       Apa yang di maksud dengan lansia dan keperawatan gerontik ?
b.       Apa saja mitos tentang lansia?
c.       Teori – teori lansia?
d.      Batasan – batasan lansia?
e.       Masalah fisik sehari – hari ang sering di temukan pada lansia?


BAB 2
TINJAUAN MATERI

A.     Definisi

Keprawatan gerontik adalah salah satu bentuk pelayanan profesionalyang didasarkan lmu dan kiat keperawatan gerontik yang berbentuk Boipsikososial spiritual yang komperhensip, ditujukan pada lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkatan individu, keluarga, kelompok/pantiatau masyarakat. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.  Proses  menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah  melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.  Tiga tahap berbeda, baik secara biologis maupun secara psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya : kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional.
WHO dan undang-undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab I pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.  Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian. Dalam buku ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr.H.hadi Martono (1994) mengatakan  bahwa “ menua “ (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia secara bertahap/perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ.  Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya. Proses menua merupakan  proses yang terus menerus /berkelanjutan secara alamiah dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot susunan saraf, dan jaringan lain,hingga tubuh “ mati“ sedikit demi sedikit.
Kecepatan proses menua pada setiap individu pada organ tubuh tidak sama. Adakalanya seseorang belum tergolong lanjut usia / masih muda, tetapi telah menunjukan kekurangan yangMencolok (Deskripansi).  Adakalanya pula orang telah tergolong lanjut usia, tetapi penampilannyua masih sehat, segar bugar, dan badan tegap.  Walaupun demikian harus diakui ada beberapa penyakit yang sering dialami lanjut usia.  Manusia secara lambat dan progresif  akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi,  dan akan menempuh semakin banyak distorsi meteoritic dan structural  yang disebut sebagai penyakit degeneratif. Misalnya hipertensi, arteriosclerosis,  diabetes mellitus, dan kanker, yang akan   menyebabkan berakhir hidup dengan episode terminal yang dramatis, misalnya stroke,  infark miokard,  koma asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya.





B.     Mitos Tentang Lansia

Ada banyak mitos tentang usia tua. ”Ageing—Exploding the Myths”, sebuah publikasi dari Program Usia Tua dan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia, memaparkan beberapa kekeliruan mitos tersebut. Perhatikan beberapa contoh berikut :
a.         Mitos konservatif :
Ada pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :

1.        konservatif
2.        tidak kreatif
3.        menolak inovasi
4.        berorientasi ke masa silam
5.        merindukan masa lalu
6.         kembali ke masa anak-anak
7.         susah menerima ide baru
8.         susah berubah
9.         keras kepala
10.     cerewet

Faktanya tidak semua lansia bersikap, berpikiran, dan berperilaku demikian.

b.         Mitos berpenyakit dan kemunduran
       Lanjut usia sering kali dipandang sebagai masa degerasi biologis disertai dengan berbagai penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua (lanjut usia merupakan masa  penyakitan dan kemunduran).
Fakta : memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi saat ini telah banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.

c.         Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel otak.
Fakta : 1. banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar
           2. daya pikir masih jernih dan cenderung cemerlang
           3. banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

d.         Mitos ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban keluarganya.
Fakta : tidak demikian. Banyak individu yang mencapai ketenaran, kematangan, kemantapan, serta produiktivitas mental dan material di masa lanjut usia.

e.         Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa lanjut usia minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks dalam hubungan seks menurun.
Fakta : 1. kebutuhan seks pada lanjut usia berlangsung normal
2. frekwensi hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih   tetap tinggi.

f.          Mitos tidak jatuh cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada lawan jenis.
Fakta : 1. perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
2. perasaan cinta tidak berhenti  hanya karena menjadi lanjut usia.

g.         Mitos Kedamaian dan ketenangan
Menurut mitos ini banyak orang berpendapat bahwa lanjut usia dapat santai, menikmati hasil kerja dan jerih payahnya dimasa muda dan dewasanya. Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan telah berhasil dilalui.
Fakta : sering ditemukan stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit, kecemasan, kehawtiran, depresi, paranoid dan psikotik.
h.      Mitos Kebanyakan lansia tinggal di negara-negara industri
Fakta: Sebenarnya, lebih dari 60 persen dari 580 juta lansia sedunia, tinggal di negara-negara berkembang. Karena perawatan kesehatan yang lebih baik dan peningkatan dalam sanitasi, perumahan, dan gizi, semakin banyak orang di negeri-negeri itu dapat mencapai usia senja.
i.        Mitos Para lansia tidak berguna bagi masyarakat
Fakta: Para lansia memberikan sumbangsih besar dengan melakukan pekerjaan yang untuk hal itu mereka tidak digaji. Misalnya, diperkirakan 2 juta anak di Amerika Serikat diurus oleh kakek nenek mereka, dan 1,2 juta di antaranya tinggal di rumah kakek nenek. Dengan demikian, para lansia menyediakan pernaungan, makanan, dan pendidikan serta mewariskan nilai-nilai budaya kepada cucu-cucu mereka sehingga ayah dan ibu dapat terus bekerja. Demikian pula, di negara-negara maju, banyak organisasi relawan tidak akan berfungsi tanpa sumbangsih para lansia. Mereka juga sangat dibutuhkan untuk merawat. Di beberapa negara berkembang, yang 30 persen penduduk dewasanya mengidap AIDS, para lansia merawat anak-anak mereka yang sudah dewasa yang terjangkit AIDS, dan setelah anak-anak mereka mati, mereka pula yang akan membesarkan cucu-cucu mereka yang yatim piatu.
j.        Mitos Para lansia meninggalkan pekerjaan mereka karena tidak sanggup lagi melakukan pekerjaan itu
Fakta: Lebih sering alasannya adalah karena mereka kurang mendapat pendidikan atau pelatihan atau karena ageism (prasangka terhadap lansia), bukannya karena usia tua itu sendiri.
k.      Mitos: Para lansia tidak mau bekerja.
Fakta: Para lansia sering diberhentikan dari pekerjaan bergaji meskipun mereka ingin dan sanggup terus bekerja. Khususnya selama musim PHK, sering kali dinyatakan bahwa para lansia harus meninggalkan pekerjaan mereka untuk memberikan kesempatan kepada para pencari kerja yang lebih muda. Namun, meskipun pekerja yang lebih tua dipensiunkan lebih awal, hal itu tidak selalu membuka peluang kerja bagi yang muda. Seorang pencari kerja yang muda belum tentu memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menggantikan pekerja yang lebih tua. Para pekerja yang lebih tua dan berpengalaman turut memastikan terpeliharanya produktivitas dan kestabilan angkatan kerja.
Mengingat fakta-fakta ini, tulis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masyarakat dunia hendaknya memandang penduduk lansia sebagai sumber tenaga ahli yang dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, Alexandre Kalache, pemimpin kelompok Program Usia Tua dan Kesehatan WHO, menulis bahwa ”negara-negara . . . hendaknya tidak memandang penduduk lansia sebagai masalah melainkan sebagai solusi potensial bagi berbagai masalah”. Dan, begitulah faktanya.

C.     Teori-teori Proses Penuaan

1)        Teori Biologi

a)        Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogramoleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

b)        Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

c)        Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi untuk membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori meyakini menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.

d)        Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.

e)        Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu membelah lagi.

f)         Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ tubuh.

2.    Teori Kejiwaan Sosial
a)        Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social.


b)        Keperibadian lanjut (Continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.

c)        Teori pembebasan (Disengagement theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

3.    Teori Lingkungan
a)       Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat mengakibatkat percepatan proses penuaan.
b)       Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi DNA.
c)       Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik yang dpat mempercepat proses penuaan.
d)       Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.

D.     Batasan Lansia

a)         Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
1.        Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun.
2.        Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun.
3.        Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun.
4.        Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas.

b)        Menurut Dra.Jos Masdani (psikolog UI)
            Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian:
1.        Fase iuventus antara 25dan 40 tahun
2.        Verilitia antara 40 dan 50 tahun
3.        Fase praesenium antara 55 dan 65 tahun
4.        Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia


E.     MASALAH FISIK SEHARI-HARI YANG SERING DITEMUKAN PADA LANSIA

1.         Mudah jatuh
a.       Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Ruben, 1996).
b.      Jatuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intrinsik: gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope-dizziness; faktor ekstrinsik: lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya.
2.         Mudah lelah, disebabkan oleh :
a.    Faktor psikologis: perasaan bosan, keletihan, depresi
b.    Gangguan organis: anemia, kurang vitamin, osteomalasia, dll
c.    Pengaruh obat: sedasi, hipnotik
3.         Kekacauan mental karena keracunan, demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi, dsb
4.         Nyeri dada karena PJK, aneurisme aorta, perikarditis, emboli paru, dsb
5.         Sesak nafas pada waktu melakukan aktifitas fisik karena kelemahan jantung, gangguan sistem respiratorius, overweight, anemia
6.         Palpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis
7.         Pembengkakan kaki bagian bawah karena edema gravitasi, gagal jantung, kurang vitamin B1, penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb
8.         Nyeri pinggang atau punggung karena osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis, batu ginjal, dsb.
9.         Nyeri sendi pinggul karena artritis, osteoporosis, fraktur/dislokasi, saraf terjepit
10.     Berat badan menurun karena nafsu makan menurun, gangguan saluran cerna, faktor sosio-ekonomi
11.     Sukar menahan BAK karena obat-obatan, radang kandung kemih, saluran kemih, kelainan syaraf, faktor psikologis
12.     Sukar menahan BAB karena obat-obatan, diare, kelainan usus besar, kelainan rektum
13.     Gangguan ketajaman penglihatan karena presbiopi, refleksi lensa berkurang, katarak, glaukoma, infeksi mata
14.     Gangguan pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan kekacauan mental
15.     Gangguan tidur karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik (depresi, irritabilitas)
16.     Keluhan pusing-pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb
17.     Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan karena ggn sirkulasi darah lokal, ggn syaraf umum dan lokal
18.     Mudah gatal-gatal karena kulit kering, eksema kulit, DM, gagal ginjal, hepatitis kronis, alergi

KARAKTERISTIK PENYAKIT LANSIA DI INDONESIA
1.         Penyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis
2.         Penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia, PJK
3.         Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum
4.         Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis, Benigna Prostat Hiperplasia
5.         Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas
6.         Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB paru
7.         Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker
8.         Penyakit lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb

PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu:

  1. Osteo Artritis (OA)
OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.

  1. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D.

  1. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal.

  1. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.

  1. Dimensia
Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

  1. Penyakit jantung koroner
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.

  1. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.








BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Keluarga merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998). Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang beranggotakan dua orang ataupun lebih dan masing – masing mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga, mempunyai peran masing – masing serta menganut suatu budaya yang keluarga itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai struktur yang dapat digambarkan bagaimana keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari proses keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia. Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap  masalah-masalah yang terjadi, maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi.


B.    Saran
1.    Perawat
Sebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat harus lebih tanggap dalam mengidentifikasi masalah – masalah apa saja yang terkait dengan keluarga lanjut usia, sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan tahap lanjut usia serta perawat menjadi fasilitator dalam membantu penyelesaian masalah.

2.    Pasien
Pasien diharapkan agar menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap lanjut usia, dapat menjaga keharmonisan keluarga, juga menjaga kesehatan dengan menkonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi tinggi serta mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

3.    Masyarakat
Sebagai masyarakat juga harus memahami tentang masalah-masalah yang sering terjadi pada lansia serta perawatannya pada masing-masing masalah tersebut dengan mengikuti pendidikan kesehatan yang diadakan oleh perawat sehingga apabila dikeluarga masyarakat terdapat keluarga dengan tahap lanjut usia, masyarakat dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat pada lansia-lansia yang ada disekitar masyarakat itu sendiri.






Add caption

Semoga Bermanfaat

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

INTERAKSI OBAT DAN FARMAKOKINETIK

MOBILISASI DAN IMOBILISASI